Sabtu, 24 Mei 2014

Contoh Contoh Pantun Nasihat

MACAM MACAM PANTUN NASEHAT






Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahat jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
Cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan putus harapan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju

Ada ubi diatas talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana

Bunga mawar bunga melati
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya

Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati

Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian

Tiap nafas tiadalah kekal
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu bermanfaat
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Ada dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

Kemuning ditengah balah
Berumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orant tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri

Parang ditelak ke batang sena
Belah buluh teruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata

Ngun Syah Betara Sakit
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi

Jalan-jalan ke Kota Blitar
Jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
Belajarlah dengan tekun


Monyet bergelar si buruk rupa
Suka memanjat pohon jambu
Ayo kawan selagi muda
Kita beromba mencari ilmu

Buah jambuku dipetik
Disimpan dan kami timbun
Wahai anakku si cantik
Segeralah engkau bangun!

Kemana kancil kita kejar
Kedalam pasar kita mencari
Ketika kecil rajin belajar
Setelah besar senanglah diri

Jangan bersembunyi di kolong
Di kolong meja ada hewan
Janganlah engkau menjadi sombong
Orang sombong sedikit kawan

Membuat acar ditengah jalan
Ada orang menuntun sapi
Belajar cuma asal-asalan
Bagai bunga kembang tak jadi

Oleh-oleh dari Sukabumi
Jangan sekedar sepatu sandal
Boleh kita krisis ekonomi
Asalkan jangan krisis moral

Anak bayi belum bergigi
Tapi bisa makan ketupat
Konsumsilah makanan bergizi
Agar tubuh menjadi sehat

Makan tahu di tepi jalan
Sambil lihat kuda lari kencang
Anakku yang kubanggakan
Jangan pernah lupa sembahyang

Ibukota negara di Jakarta
Bandung ibukota Jawa Barat
Tidak ada artinya kaya harta
Jika tidak beuntung akhirat

Berbelanja ke Bu Satunah
Buka pagi sampai malam
Janganlah suka memfitnah
Fitnah itu amat kejam

Sebulan tidak terlalu lama
Dia dan aku disebut kami
Tak jadi soal beda agama
Persaudaraan tetap bersemi

Sukailah sayur terong
Terong muda lebih baik
Jika engkau suka berbohong
Engkau termasuk orang munafik

Padi merunduk tanda berisi
Berilmu karena sekolah
Jangan terpaku di depan televisi
Ambil buku dan pelajarilah!

Jika kita makan ubi
Jangan lupa duduk beralas
Jika kita berhutang budi
Jangan lupa untuk membalas

Ada kaca terpecah-pecah
Ada nenek minum jamu
Daripada kita marah-marah
Lebih baik menuntut ilmu

Buat apa menyeterika
Kalau bajunya basah
Buat apa mencari dia
Kalau dia putus sekolah

Naik sepeda menerjang pagar
Sungguh malu jatuh terjengkang
Zaman sekarang malas belajar
Kelak hidupnya terbelakang

Satu dua tiga dan empat
Lima enam tujuh delapan
Tuntutlah ilmu sampai dapat
Sudah tua menyesal, jangan

Tari Yapong tarian santai,
gerak indah lagi semangat.
Wahai kawan janganlah lalai,
mari belajar dengan giat.

terik mentari enak berenang
sembari makan buah kelapa
berbuat baik membantu orang
tentu akan banyak pahala
kerjakan kerja jangan sampai malas
lahir serta batin jangan sampai culas
jernihkan hati sebaiknya ikhlas
jadilah layaknya air didalam gelas

bila anda jadi besar
papar serta kata jangan sampai kasar
jangan sampai layaknya orang yang sasar
banyaklah orang jadi gusar
anak ayam turun sepuluh
mati satu tinggal sembilan
tuntutlah pengetahuan dengan sungguh-sungguh
agar engkau tidak ketinggalan

anak ayam turun sembilan
mati satu tinggal delapan
pengetahuan bisa sedikit ketinggalan
namun jangan sempat putus harapan
anak ayam turun delapan
mati satu tinggal lah tujuh
hidup mesti penuh harapan
buat jadi itu jalur yang dituju

pergi merantau membawa bekal
naiklah kuda dengan cemeti
tiada manusia yang hidup kekal
pastilah kelak dapat mati
berenang di dalam telaga
masuk angin mintalah dipijat
orang yang dijamin masuk surga
yaitu yang tidak lewatkan shalat

tiada bisa memetik jati
papan di jawa di belah-belah
tiada bisa sesuka hati
kita dibawah perintah allah
nasihat ayahanda ananda fikirkan
salah syaitan ananda jagakan
orang berakal ananda hampirkan
orang jahat ananda jauhkan

menjemur padi terhujan basah
dibeli dipasar ditukar benang
walau hancur badan dikandung tanah
budi yang baik dapat senantiasa dikenang
pergilah shalat menghadap kiblat
sembari berdoa memejamkan mata
inilah bermacam perumpamaan pantun nasehat
yang Arbazenas sajikan buat anda.

Lari menculat, teburu-buru
tedenger qomat, la jam empat
Tegakkan sholat, lima waktu
Agar selamat, dunia dan akhirat

Jangan salah, memilih sepeda
Sepeda wak ya, rodanya tiga
Sayangilah, istrimu tercinta
Jagalah dia, dari api neraka

Minum jamu, deket sekolah
Jamu di olah, di dalam belanga
Segeralah kamu, untuk menikah
Karna Nikah, mencegah zina

Budak bebalah, di depan teras
Polisi metu, belumpatan
Jauhilah, minuman keras
Karna itu, minuman setan

Terasa geli, musik mendayu
Azan maghrib, matike musiknyo
Budaya asli, wong melayu
Kito wajib, melestarikenyo

Banyak wanita, memakai kembang
Kembang hiasan, merah warnanya
Kota tercinta, kota Palembang
Jangan lupakan, keramahannya

Kalu di kongkon, janganlah jera
Segera jauhi, perbuatan nista
Puasa Ramadhon, kewajiban kita
Memenuhi, perintah dari-NYA

Cabut singkong sampailah berurat
Tanah di gali mawar berkembang
Wahai para gadis tutuplah aurat
Agar engkau di hargai sangkumbang

Makanan tersaji, di pasang lampu
Lampu menyinari, di atas meja
Naiklah haji, bagi yang mampu
Memenuhi, panggilan dari-NYA

Pegi ke barat, lewatlah ulu
naek perahu, perahu baru
Itu adat, jaman dahulu
Jangan di gugu, jangan di tiru


Tidak ada komentar:

Posting Komentar